Formasi terbang lintas satu flight F-16 Fighting Falcon Block52ID dan Sukhoi Su-27/30MKI di udara kawasan Istana Merdeka pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta, Rabu (17/8/2016). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ★
Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, mengatakan, pesawat tempur F16C/D Fighting Falcon Block 52ID akan segera memperkuat lagi Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Provinsi Riau.
Selama ini sudah ada satu skuadron F-16 Fighting Falcon Block52ID di sana, yaitu Skuadron Udara 16 TNI AU. Tidak ada angka pasti jumlah pesawat terbang dalam satu skuadron, namun biasanya antara 10 hingga 16 unit, walau ada yang lebih banyak lagi.
"Di sini nanti rencananya akan diganti dengan F16C/D baru dari Amerika untuk mengganti F16A/B," kata Sutisna, di Pekanbaru, Jumat.
Indonesia membeli 24 unit F-16C/D Block 25 bekas pakai Angkatan Udara Garda Nasional Amerika Serikat. Ke-24 pesawat tempur yang dibeli seharga 700 juta dolar Amerika Serikat itu diperbarui struktur dan rangkanya, perangkat avionika dan sistem pendukung persenjataannya sehingga diharapkan setara dengan F-16 Block 52, sehingga diimbuhi huruf ID di belakang kata Block52 itu.
Peningkatan itu tidak gratis, karena Indonesia harus mengerahkan dana cukup besar lagi agar F-16 eks Angkatan Udara Garda Nasional Amerika Serikat itu menjadi "setara" dengan Block 52 itu.
Sesungguhnya, nama seri Block 52ID itu tidak pernah digunakan pabrikan pesawat terbang tempur itu secara resmi. Satu F-16 Fighting Falcon Block 52ID ini sudah hancur total dalam kecelakaan di landas pacu Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, tahun lalu.
Dia mengatakan, saat ini pesawat F16C/D Fighting Falcon Block 52ID tersebut masih berada di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Madiun. Di sana, pesawat itu dalam proses pemasangan rem udara.
"Nanti setelah selesai akan ditukar. Tipe A/B dibawa ke Madiun, yang baru segera di terbangkan ke sini," lanjutnya.
Namun begitu, dia mengatakan untuk merealisasikan hal tersebut membutuhkan waktu karena masih banyak yang perlu diselesaikan. "Tapi diupayakan secepatnya," kata Sutisna.
Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Noerjadin, Marsekal Pertama TNI Henri Alfiandi, menyambut baik rencana kedatangan F16C/D Fighting Falcon Block 52ID itu.
Terdapat dua skuadron pesawat tempur TNI AU di sana, yaitu Skuadron Udara 12 yang bermaterikan Hawk 100/200 buatan British Aerospace dan Skuadron Udara 16 yang bermaterikan F-16 Fighting Falcon Block52ID.
Selain Skuadron Udara 16, masih ada "saudara tua" mereka yang juga bermaterikan F-16A/B, yaitu Skuadron Udara 3 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi. Ke-12 unit F-16A/B di Skuadron Udara 3 itu dibeli baru sama sekali sehingga Indonesia termasuk negara pertama ASEAN operator pesawat tempur itu, setelah Singapura dan Thailand.
Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, mengatakan, pesawat tempur F16C/D Fighting Falcon Block 52ID akan segera memperkuat lagi Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Provinsi Riau.
Selama ini sudah ada satu skuadron F-16 Fighting Falcon Block52ID di sana, yaitu Skuadron Udara 16 TNI AU. Tidak ada angka pasti jumlah pesawat terbang dalam satu skuadron, namun biasanya antara 10 hingga 16 unit, walau ada yang lebih banyak lagi.
"Di sini nanti rencananya akan diganti dengan F16C/D baru dari Amerika untuk mengganti F16A/B," kata Sutisna, di Pekanbaru, Jumat.
Indonesia membeli 24 unit F-16C/D Block 25 bekas pakai Angkatan Udara Garda Nasional Amerika Serikat. Ke-24 pesawat tempur yang dibeli seharga 700 juta dolar Amerika Serikat itu diperbarui struktur dan rangkanya, perangkat avionika dan sistem pendukung persenjataannya sehingga diharapkan setara dengan F-16 Block 52, sehingga diimbuhi huruf ID di belakang kata Block52 itu.
Peningkatan itu tidak gratis, karena Indonesia harus mengerahkan dana cukup besar lagi agar F-16 eks Angkatan Udara Garda Nasional Amerika Serikat itu menjadi "setara" dengan Block 52 itu.
Sesungguhnya, nama seri Block 52ID itu tidak pernah digunakan pabrikan pesawat terbang tempur itu secara resmi. Satu F-16 Fighting Falcon Block 52ID ini sudah hancur total dalam kecelakaan di landas pacu Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, tahun lalu.
Dia mengatakan, saat ini pesawat F16C/D Fighting Falcon Block 52ID tersebut masih berada di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Madiun. Di sana, pesawat itu dalam proses pemasangan rem udara.
"Nanti setelah selesai akan ditukar. Tipe A/B dibawa ke Madiun, yang baru segera di terbangkan ke sini," lanjutnya.
Namun begitu, dia mengatakan untuk merealisasikan hal tersebut membutuhkan waktu karena masih banyak yang perlu diselesaikan. "Tapi diupayakan secepatnya," kata Sutisna.
Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Noerjadin, Marsekal Pertama TNI Henri Alfiandi, menyambut baik rencana kedatangan F16C/D Fighting Falcon Block 52ID itu.
Terdapat dua skuadron pesawat tempur TNI AU di sana, yaitu Skuadron Udara 12 yang bermaterikan Hawk 100/200 buatan British Aerospace dan Skuadron Udara 16 yang bermaterikan F-16 Fighting Falcon Block52ID.
Selain Skuadron Udara 16, masih ada "saudara tua" mereka yang juga bermaterikan F-16A/B, yaitu Skuadron Udara 3 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi. Ke-12 unit F-16A/B di Skuadron Udara 3 itu dibeli baru sama sekali sehingga Indonesia termasuk negara pertama ASEAN operator pesawat tempur itu, setelah Singapura dan Thailand.
0 komentar
Posting Komentar