Ilustrasi
Kelompok bersenjata menyerang kamp karyawan PT AS Jaya di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin (22/8). Akibat penyerangan tersebut satu karyawan, Simon (36), tewas di lokasi kejadian.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menyatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIT di Kampung Kome, Distrik Popome, Kabupaten Lanny Jaya.
Waterpauw mengatakan, insiden bermula saat lima karyawan tiba di tempat kerjanya. Pada saat yang hampir bersamaan, tiba-tiba muncul empat orang bersenjata menuju kendaraan para karyawan, yang di dalamnya turut serta Simon.
Berdasarkan informasi yang diterima di lapangan, kata Waterpauw, empat orang bersenjata itu berbicara dengan korban dan tiba-tiba terdengar suara tembakan. Tembakan itu belakangan diketahui mengenai bagian kepala sebelah kanan dan dada Simon.
"Korban tewas ditempat dan para pelaku kemudian pergi meninggalkan TKP," kata Waterpauw seperti diberitakan Antara.
Sekitar pukul 02.00 WIT, jasad Simon dievakuasi ke RSUD Tiom. Sementara keempat rekannya, yakni Tandidatu (25), Sumanraya (32), Muhammad Mukhtar (27) dan Suryanto, tidak mengalami cidera.
Dari keterangan para saksi diungkapkan para pelaku sebelum menembak korban sempat berkata "Anda-anda ini yang menyebabkan kami ditangkap dan ditahan".
"Korban (Simon) dicurigai sebagai aparat keamanan karena korban merupakan karyawan baru yang datang untuk memperbaiki peralatan milik perusahaan," kata Waterpauw.
Menurutnya, Simon memang baru tiba di Tiom untuk memperbaiki peralatan milik perusahaan yang sedang melaksanakan pembangunan jalan didaerah itu.
Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom secara terpisah mengatakan bahwa pelaku penembakan terhadap Simon adalah kelompok Tentara Pembesaan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) pimpinan Purom dan Enden Wenda.
"Setelah saya konfirmasi kepada masyarakat, pelakunya sudah dipastikan adalah Purom Wenda atau kelompok Purom bersama Enden Wenda," kata Befa.
Kedua pucuk pimpinan itu, kata dia, merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam aksi kekerasan, yang tidak sepantasnya terjadi.
"Mereka melakukan itu bersmaa dengan dua orang rekan yang turun di sana, ada banyak saksi mata," katanya.
Untuk itu, lanjut Befa, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya telah mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara proses pembangunan jalan ke distrik tersebut dan akan dipindahkan ke lokasi lainnya.
"Kedepan pemerintah akan mengambil langkah-langkah tegas dengan meminta uang ganti rugi kepala kepada masyarakat yang terlibat melindungi dan memelihara kelompok bersenjata," katanya.
Warga di Distrik Balingga Barat, kata dia, merupakan pihak yang bertanggungjawab, karena sudah ada kesepakatan bahwa siapapun yang meninggal akibat kontak atau perilaku dari kelompok bersenjata, akan kena denda.
"Maka itu masyarakat di mana terjadi aksi kekerasan yang akan menanggung denda kepala sebesar Rp 1 miliar," katanya.
Berdasarkan informasi di lapangan, jasad Simon kini telah dibawa ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya melalui jalan darat. Besok pagi, Selasa (23/8), jenazah korban akan segera dievakuasi pada penerbangan pertama dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke Sentani, Kabupaten Jayapura. (gil)
Kelompok bersenjata menyerang kamp karyawan PT AS Jaya di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin (22/8). Akibat penyerangan tersebut satu karyawan, Simon (36), tewas di lokasi kejadian.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menyatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIT di Kampung Kome, Distrik Popome, Kabupaten Lanny Jaya.
Waterpauw mengatakan, insiden bermula saat lima karyawan tiba di tempat kerjanya. Pada saat yang hampir bersamaan, tiba-tiba muncul empat orang bersenjata menuju kendaraan para karyawan, yang di dalamnya turut serta Simon.
Berdasarkan informasi yang diterima di lapangan, kata Waterpauw, empat orang bersenjata itu berbicara dengan korban dan tiba-tiba terdengar suara tembakan. Tembakan itu belakangan diketahui mengenai bagian kepala sebelah kanan dan dada Simon.
"Korban tewas ditempat dan para pelaku kemudian pergi meninggalkan TKP," kata Waterpauw seperti diberitakan Antara.
Sekitar pukul 02.00 WIT, jasad Simon dievakuasi ke RSUD Tiom. Sementara keempat rekannya, yakni Tandidatu (25), Sumanraya (32), Muhammad Mukhtar (27) dan Suryanto, tidak mengalami cidera.
Dari keterangan para saksi diungkapkan para pelaku sebelum menembak korban sempat berkata "Anda-anda ini yang menyebabkan kami ditangkap dan ditahan".
"Korban (Simon) dicurigai sebagai aparat keamanan karena korban merupakan karyawan baru yang datang untuk memperbaiki peralatan milik perusahaan," kata Waterpauw.
Menurutnya, Simon memang baru tiba di Tiom untuk memperbaiki peralatan milik perusahaan yang sedang melaksanakan pembangunan jalan didaerah itu.
Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom secara terpisah mengatakan bahwa pelaku penembakan terhadap Simon adalah kelompok Tentara Pembesaan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) pimpinan Purom dan Enden Wenda.
"Setelah saya konfirmasi kepada masyarakat, pelakunya sudah dipastikan adalah Purom Wenda atau kelompok Purom bersama Enden Wenda," kata Befa.
Kedua pucuk pimpinan itu, kata dia, merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam aksi kekerasan, yang tidak sepantasnya terjadi.
"Mereka melakukan itu bersmaa dengan dua orang rekan yang turun di sana, ada banyak saksi mata," katanya.
Untuk itu, lanjut Befa, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya telah mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara proses pembangunan jalan ke distrik tersebut dan akan dipindahkan ke lokasi lainnya.
"Kedepan pemerintah akan mengambil langkah-langkah tegas dengan meminta uang ganti rugi kepala kepada masyarakat yang terlibat melindungi dan memelihara kelompok bersenjata," katanya.
Warga di Distrik Balingga Barat, kata dia, merupakan pihak yang bertanggungjawab, karena sudah ada kesepakatan bahwa siapapun yang meninggal akibat kontak atau perilaku dari kelompok bersenjata, akan kena denda.
"Maka itu masyarakat di mana terjadi aksi kekerasan yang akan menanggung denda kepala sebesar Rp 1 miliar," katanya.
Berdasarkan informasi di lapangan, jasad Simon kini telah dibawa ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya melalui jalan darat. Besok pagi, Selasa (23/8), jenazah korban akan segera dievakuasi pada penerbangan pertama dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke Sentani, Kabupaten Jayapura. (gil)
0 komentar
Posting Komentar