Dari Ban Bekas Kasie Ops. Korem 044 Palembang Letkol Wahyu saat tunjukkan cat antiradar. (okezone)
Barang bekas sering kali dianggap sebagai benda tak berharga. Namun, pandangan tersebut berubah sejak Kolonel Punto bertugas di Korem 044 Palembang, Sumatera Selatan, pada Mei 2016.
Dengan sebuah teknik khusus, ia menyulap ban bekas menjadi bahan cat antiradar. Meski masih dalam tahap uji coba, saat ini penemuan tersebut bakal terus dikembangkan.
“Ide dari Komandan Korem Kolonel Punto. Diambil dari ban bekas, dibuang kawat-kawatnya. Lalu kita proses,” ujar Letkol Wahyu, kasi ops Korem 044 Palembang, saat memaparkan penemuan itu di Rakornis TMMD, di Balai Samudera, Jakarta Utara, Rabu (24/8/2016).
Wahyu memaparkan, karena dari ban bekas, serbuk cat antiradar itu pun berwarna hitam. Ia optimis jika sebuah bangunan atau kapal diolesi benda tersebut, maka radar musuh tidak akan bisa mendeteksi.
“Bangunan kita cat pakai (serbuk) itu tidak terdeteksi. Kapal juga,” imbuhnya.
Sebelum diperkenalkan ke KSAD yang membuka Rakornis TMMD hari ini, Wahyu mengaku telah menguji temuan cat anti radar tersebut. Kala itu sebuah bangunan diolesi dan dicoba dideteksi dengan sebuah sinyal sonar. Namun, reaksinya justru menolak sinyal.
“Ini menolak sinyal. Baru kita uji pakai sinyal kita, pakai radar sonar,” tandasnya.
Barang bekas sering kali dianggap sebagai benda tak berharga. Namun, pandangan tersebut berubah sejak Kolonel Punto bertugas di Korem 044 Palembang, Sumatera Selatan, pada Mei 2016.
Dengan sebuah teknik khusus, ia menyulap ban bekas menjadi bahan cat antiradar. Meski masih dalam tahap uji coba, saat ini penemuan tersebut bakal terus dikembangkan.
“Ide dari Komandan Korem Kolonel Punto. Diambil dari ban bekas, dibuang kawat-kawatnya. Lalu kita proses,” ujar Letkol Wahyu, kasi ops Korem 044 Palembang, saat memaparkan penemuan itu di Rakornis TMMD, di Balai Samudera, Jakarta Utara, Rabu (24/8/2016).
Wahyu memaparkan, karena dari ban bekas, serbuk cat antiradar itu pun berwarna hitam. Ia optimis jika sebuah bangunan atau kapal diolesi benda tersebut, maka radar musuh tidak akan bisa mendeteksi.
“Bangunan kita cat pakai (serbuk) itu tidak terdeteksi. Kapal juga,” imbuhnya.
Sebelum diperkenalkan ke KSAD yang membuka Rakornis TMMD hari ini, Wahyu mengaku telah menguji temuan cat anti radar tersebut. Kala itu sebuah bangunan diolesi dan dicoba dideteksi dengan sebuah sinyal sonar. Namun, reaksinya justru menolak sinyal.
“Ini menolak sinyal. Baru kita uji pakai sinyal kita, pakai radar sonar,” tandasnya.
0 komentar
Posting Komentar