Korvet Rasa Frigat dari Rusia Buyan-M class yang berkemampuan tinggi. [russian navy] ★
Di masa Perang Dingin, kemampuan rancang bangun kapal perang Uni Soviet boleh jadi dipandang sebelah mata, inferior dibanding kapal buatan Eropa Barat atau Amerika Serikat. Pasca keruntuhan Uni Soviet, Rusia mencoba mendobrak pandangan tersebut dengan meluncurkan sejumlah kapal perang dari berbagai kelas yang punya kemampuan mumpuni.
Salah satu produk yang dihadirkan Project 21630 berjenis korvet yang didesain oleh Biro Zelenodolsk, dilanjutkan penyempurnaannya yaitu Project 21631. Di AL Rusia, keduanya dikenal sebagai korvet kelas Buyan dan Buyan-M.
Melongok bobotnya di air dalam kondisi penuh yang hanya 949 ton untuk Buyan-M, pembaca boleh jadi teringat akan korvet kelas Parchim milik TNI AL eks Jerman Timur yang bobotnya mirip-mirip. Saat ini ada 3 kapal kelas Buyan yaitu Astrakhan, Volgodonsk, Makhachkala, dan sisanya adalah 6 kapal Buyan-M yaitu Grad Sviyazhsk, Uglich, Velikiy Ustyug, Zelenyy Dol, Serpukhov, Vyshniy Volochek. Tiga korvet Buyan-M masih dalam pengerjaan.
Namun kalau melihat langsung Buyan-M, pembaca boleh jadi terkaget-kaget. Dalam korvet ini Rusia membenamkan sekian banyak sensor dan senjata antikapal maupun antisasaran udara dan permukaan, sehingga kemampuannya boleh jadi setara frigat buatan Barat.
Taktik Rusia memasang sekian banyak senjata ditujukan untuk penggunaan taktis, terutama kebutuhan bermanuver di alur laut yang sempit, dangkal, atau ramai dengan alur perdagangan. Penggunaan korvet kecil dan lincah membuatnya cocok untuk pengamanan jalur bagi kapal dagang ataupun pengamanan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).
Buyan-M saat melontarkan rudal rudal Novator 3M-54 Kalibr-NK secara vertikal. Sumber [russian vany]
Buyan-M yang dioperasikan oleh 52 awak ini ditenagai mesin CODAD (Combined Diesel And Diesel) berupa 4 mesin Zvezda M520 berdaya 14.584shp yang mampu mendorong Buyan-M sampai kecepatan 26 knot dan beroperasi di laut lepas sampai 10 hari lamanya atau setara dengan jarak 2.300 mil laut selama kecepatan kapal dibatasi pada 12 knot.
Untuk sistem radar Buyan-M mengandalkan MR-231 Pal, sementara untuk sasaran permukaan ada radar MR-352 Pozitif-M1 (NATO: Cross Dome) phased array radar dalam antena berbentuk kubah di atas tiang utama. Di atas anjungan ada radar MR-123 Vympel sebagai radar pencari dan penjejak untuk sistem CIWS (Close In Weapon System) kanon multilaras AK-630-M2 yang terpasang di dek belakang.
Kalau kanon dirasa kurang mumpuni, masih ada 2 sel peluncur 3M47 Gibka/ Komar yang tiap selnya memuat 4 rudal pencari panas Igla-M. Satu sel terpasang di belakang superstruktur, yang lainnya tepat di depan anjungan. Buyan-M masih dilengkapi dengan dipping sonar Anapa-M untuk mendeteksi ranjau atau SDV (Swimmer Delivery Vehicle). Ada sistem pelontar decoy PK-10 dengan dua unit KT-216-E decoy dispenser untuk menipu rudal antikapal berpemandu radar yang menyasar Buyan-M.
Bingung mencerna daftar persenjataan seabrek di Buyan-M? Jangan dulu, karena kita belum sampai ke menu utama. Buyan-M sesungguhnya didesain sebagai korvet dengan kemampuan serang sasaran darat yang sangat mumpuni. Senjata utamanya adalah meriam 100mm A-190 buatan Buresvetnik JSC yang terpasang di haluan Buyan-M.
Meriam ini menggunakan sistem pasokan otomatis dan juga dikendalikan otomatis dari sistem kendali penembakan 5P-10-03 Laska. Kecepatan tembaknya sangat tinggi, cyclic mencapai 80 peluru per menit dan dapat menjangkau sasaran di darat yang jaraknya 20 km dari kapal, atau dioperasikan dengan amunisi airburst untuk sasaran udara.
Kemampuan Buyan-M layak dilirik TNI AL. [russian navy]
Yang paling hebat, Buyan-M sudah memiliki sel VLS (Vertical Launch System) dengan format 2×4 untuk menampung rudal Novator 3M-54 Kalibr-NK. Rudal Kalibr-NK (NATO: Sizzler) merupakan rudal jelajah terbaru buatan Rusia yang memiliki teknologi untuk terbang NOE (Nap On Earth) untuk menghindari deteksi radar.
Kaliber-NK memiliki jarak jangkau variatif, terjauh mencapai 1.550 mil. Saat sudah mendekati sasaran, Kalibr-NK akan naik lalu menambah kecepatannya ke tingkat supersonik sehingga sukar dihalau oleh sistem pertahanan antipesawat. Pemasangan rudal jelajah di kapal dengan ukuran kecil seperti Buyan–M merupakan suatu prestasi, dan boleh dikata cukup mengejutkan. BGM-109 Tomahawk yang jadi andalan Amerika Serikat saja terpasang di destroyer dan Cruiser yang bobotnya 8.000-10.000 ton. Rusia boleh jadi punya produk gacoan untuk ditawarkan ke negara yang punya anggaran minim.
Walaupun terhitung masih baru, Buyan-M sudah diikutkan dalam kampanye ‘anti teroris’ Rusia di Suriah. Tiga korvet Buyan-M dan satu frigat Dagestan dari kelas Gepard dari armada Laut Kaspia meluncurkan 26 rudal Kalibr-NK pada 7 Oktober 2015 ke 11 sasaran pos komando, gudang amunisi, dan sasaran strategis milik ISIS.
Rudal tersebut melintasi jarak 1.500 km melewati Iran dan Irak, lalu menghantam sasaran di Provinsi Raqqa dan Aleppo. Terakhir pada minggu lalu, Zelenyy Dol dan Serphukov yang berada di Laut Tengah sebagai bagian dari armada Laut Hitam yang berpangkalan di Sevastopol meluncurkan tiga Kalibr-NK ke sasaran milik Jabhat al Nusra di propinsi Aleppo pada 19 Agustus 2016.
Author: Aryo Nugroho
Di masa Perang Dingin, kemampuan rancang bangun kapal perang Uni Soviet boleh jadi dipandang sebelah mata, inferior dibanding kapal buatan Eropa Barat atau Amerika Serikat. Pasca keruntuhan Uni Soviet, Rusia mencoba mendobrak pandangan tersebut dengan meluncurkan sejumlah kapal perang dari berbagai kelas yang punya kemampuan mumpuni.
Salah satu produk yang dihadirkan Project 21630 berjenis korvet yang didesain oleh Biro Zelenodolsk, dilanjutkan penyempurnaannya yaitu Project 21631. Di AL Rusia, keduanya dikenal sebagai korvet kelas Buyan dan Buyan-M.
Melongok bobotnya di air dalam kondisi penuh yang hanya 949 ton untuk Buyan-M, pembaca boleh jadi teringat akan korvet kelas Parchim milik TNI AL eks Jerman Timur yang bobotnya mirip-mirip. Saat ini ada 3 kapal kelas Buyan yaitu Astrakhan, Volgodonsk, Makhachkala, dan sisanya adalah 6 kapal Buyan-M yaitu Grad Sviyazhsk, Uglich, Velikiy Ustyug, Zelenyy Dol, Serpukhov, Vyshniy Volochek. Tiga korvet Buyan-M masih dalam pengerjaan.
Namun kalau melihat langsung Buyan-M, pembaca boleh jadi terkaget-kaget. Dalam korvet ini Rusia membenamkan sekian banyak sensor dan senjata antikapal maupun antisasaran udara dan permukaan, sehingga kemampuannya boleh jadi setara frigat buatan Barat.
Taktik Rusia memasang sekian banyak senjata ditujukan untuk penggunaan taktis, terutama kebutuhan bermanuver di alur laut yang sempit, dangkal, atau ramai dengan alur perdagangan. Penggunaan korvet kecil dan lincah membuatnya cocok untuk pengamanan jalur bagi kapal dagang ataupun pengamanan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).
Buyan-M saat melontarkan rudal rudal Novator 3M-54 Kalibr-NK secara vertikal. Sumber [russian vany]
Buyan-M yang dioperasikan oleh 52 awak ini ditenagai mesin CODAD (Combined Diesel And Diesel) berupa 4 mesin Zvezda M520 berdaya 14.584shp yang mampu mendorong Buyan-M sampai kecepatan 26 knot dan beroperasi di laut lepas sampai 10 hari lamanya atau setara dengan jarak 2.300 mil laut selama kecepatan kapal dibatasi pada 12 knot.
Untuk sistem radar Buyan-M mengandalkan MR-231 Pal, sementara untuk sasaran permukaan ada radar MR-352 Pozitif-M1 (NATO: Cross Dome) phased array radar dalam antena berbentuk kubah di atas tiang utama. Di atas anjungan ada radar MR-123 Vympel sebagai radar pencari dan penjejak untuk sistem CIWS (Close In Weapon System) kanon multilaras AK-630-M2 yang terpasang di dek belakang.
Kalau kanon dirasa kurang mumpuni, masih ada 2 sel peluncur 3M47 Gibka/ Komar yang tiap selnya memuat 4 rudal pencari panas Igla-M. Satu sel terpasang di belakang superstruktur, yang lainnya tepat di depan anjungan. Buyan-M masih dilengkapi dengan dipping sonar Anapa-M untuk mendeteksi ranjau atau SDV (Swimmer Delivery Vehicle). Ada sistem pelontar decoy PK-10 dengan dua unit KT-216-E decoy dispenser untuk menipu rudal antikapal berpemandu radar yang menyasar Buyan-M.
Bingung mencerna daftar persenjataan seabrek di Buyan-M? Jangan dulu, karena kita belum sampai ke menu utama. Buyan-M sesungguhnya didesain sebagai korvet dengan kemampuan serang sasaran darat yang sangat mumpuni. Senjata utamanya adalah meriam 100mm A-190 buatan Buresvetnik JSC yang terpasang di haluan Buyan-M.
Meriam ini menggunakan sistem pasokan otomatis dan juga dikendalikan otomatis dari sistem kendali penembakan 5P-10-03 Laska. Kecepatan tembaknya sangat tinggi, cyclic mencapai 80 peluru per menit dan dapat menjangkau sasaran di darat yang jaraknya 20 km dari kapal, atau dioperasikan dengan amunisi airburst untuk sasaran udara.
Kemampuan Buyan-M layak dilirik TNI AL. [russian navy]
Yang paling hebat, Buyan-M sudah memiliki sel VLS (Vertical Launch System) dengan format 2×4 untuk menampung rudal Novator 3M-54 Kalibr-NK. Rudal Kalibr-NK (NATO: Sizzler) merupakan rudal jelajah terbaru buatan Rusia yang memiliki teknologi untuk terbang NOE (Nap On Earth) untuk menghindari deteksi radar.
Kaliber-NK memiliki jarak jangkau variatif, terjauh mencapai 1.550 mil. Saat sudah mendekati sasaran, Kalibr-NK akan naik lalu menambah kecepatannya ke tingkat supersonik sehingga sukar dihalau oleh sistem pertahanan antipesawat. Pemasangan rudal jelajah di kapal dengan ukuran kecil seperti Buyan–M merupakan suatu prestasi, dan boleh dikata cukup mengejutkan. BGM-109 Tomahawk yang jadi andalan Amerika Serikat saja terpasang di destroyer dan Cruiser yang bobotnya 8.000-10.000 ton. Rusia boleh jadi punya produk gacoan untuk ditawarkan ke negara yang punya anggaran minim.
Walaupun terhitung masih baru, Buyan-M sudah diikutkan dalam kampanye ‘anti teroris’ Rusia di Suriah. Tiga korvet Buyan-M dan satu frigat Dagestan dari kelas Gepard dari armada Laut Kaspia meluncurkan 26 rudal Kalibr-NK pada 7 Oktober 2015 ke 11 sasaran pos komando, gudang amunisi, dan sasaran strategis milik ISIS.
Rudal tersebut melintasi jarak 1.500 km melewati Iran dan Irak, lalu menghantam sasaran di Provinsi Raqqa dan Aleppo. Terakhir pada minggu lalu, Zelenyy Dol dan Serphukov yang berada di Laut Tengah sebagai bagian dari armada Laut Hitam yang berpangkalan di Sevastopol meluncurkan tiga Kalibr-NK ke sasaran milik Jabhat al Nusra di propinsi Aleppo pada 19 Agustus 2016.
Author: Aryo Nugroho
★ Angkasa
0 komentar
Posting Komentar