Lengkapi Penutupan Latma Garuda Shield X/2016 Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Ganip Warsito SE MM memimpin penutupan Latihan Bersama (Latma) Garuda Shield X 2016, di Puslatpur Asembagus, Situbondo, kemarin (12/8). Pada upacara penutupan itu, Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad didampingi Hawaii Army Commander, Brigadier General Tamashiro.
Dalam amanatnya, Ganip Warsito mengatakan, latihan bersama ini selain merupakan wahana untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan serta profesionalisme prajurit, juga sebagai sarana untuk meningkatkan kerjasama dan jalinan persahabatan antar angkatan darat kedua negara.
Ganip menambahkan, meski kedua Angkatan Darat ini memiliki sejarah, tradisi dan doktrin yang berbeda, namun dengan dilandasi semangat persahabatan, latihan bersama seperti ini dapat dijadikan salah satu sarana yang tepat untuk membangun kerjasama.
Ditambahkan juga, latihan bersama ini sangat penting bagi peserta untuk memahami proses pengambilan keputusan, dan cara bertindak terbaik dalam pelaksanaan tugas, pada operasi pemulihan keamanan di bawah bendera PBB. Dia berharap, di masa mendatang latihan antara dua negara dapat terus ditingkatkan, sehingga secara konsisten akan terwujud Interoperabilitas yang sangat diperlukan untuk mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan yang menjadi perhatian kedua negara.
Selain itu, pada setiap kesempatan pelaksanaan latihan bersama, dapat menjadi wahana yang efektif untuk mewujudkan semangat persahabatan, persaudaraan dan saling menghormati di antara Angkatan Darat yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Latihan bersama yang digelar sejak 1 Agustus 2016 lalu, diikuti 481 personel militer gabungan Batalyon Raider Kostrad dan US Army. Kegiatan berjalan dengan baik dan sesuasi rencana. Hal itu menunjukkan bahwa setiap personel yang terlibat dalam latihan, baik pihak penyelenggara maupun pendukung, telah melakukan peranan dan fungsi tugasnya dengan baik.
Sementara itu Komandan US Army Wilayah Hawaii, Brigadier General Tamashiro, mengatakan, Indonesia mitra penting yang terus mengembangkan peranannya sebagai pemimpin kawasan regional, dan TNI senantiasa mendukung usaha-usaha pemeliharaan perdamaian di seluruh dunia. Menurut dia, pelaku latihan Garuda Shield 10/2016 telah mendapatkan tambahan pengetahuan dalam pengendalian operasi perdamaian.
Sebelum dilaksanakannya upacara penutupan, kegiatan diawali demonstrasi Air to Ground Integration (kerja sama pasukan darat dan udara). Dalam skenario penyerangan itu, AD Indonesia mengerahkan 3 unit Panser Anoa dan 1 helikopter serang Mi-35, serta 3 helikopter serbu Bell-412 untuk membombardir wilayah lawan. Sementara untuk US Army mengerahkan 3 Panser Stryker dan 1 Helikopter Black Hawk.
Dalam rilis yang dikirim Pendivif 2 disebutkan, turut hadir dalam acara tersebut Kepala Staf Kostrad, Mayjen TNI Cucu Somantri, Danpuspenerbad, Brigjen TNI Benny Susianto, Para Asisten Kaskostrad, Para Asisten Kasdivif 2 Kostrad, Para Komandan Satuan Jajaran Divif 2 Kostrad, serta Para pejabat US Army.
Berikut foto Air to Ground Integration Exercise :
Dalam amanatnya, Ganip Warsito mengatakan, latihan bersama ini selain merupakan wahana untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan serta profesionalisme prajurit, juga sebagai sarana untuk meningkatkan kerjasama dan jalinan persahabatan antar angkatan darat kedua negara.
Ganip menambahkan, meski kedua Angkatan Darat ini memiliki sejarah, tradisi dan doktrin yang berbeda, namun dengan dilandasi semangat persahabatan, latihan bersama seperti ini dapat dijadikan salah satu sarana yang tepat untuk membangun kerjasama.
Ditambahkan juga, latihan bersama ini sangat penting bagi peserta untuk memahami proses pengambilan keputusan, dan cara bertindak terbaik dalam pelaksanaan tugas, pada operasi pemulihan keamanan di bawah bendera PBB. Dia berharap, di masa mendatang latihan antara dua negara dapat terus ditingkatkan, sehingga secara konsisten akan terwujud Interoperabilitas yang sangat diperlukan untuk mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan yang menjadi perhatian kedua negara.
Selain itu, pada setiap kesempatan pelaksanaan latihan bersama, dapat menjadi wahana yang efektif untuk mewujudkan semangat persahabatan, persaudaraan dan saling menghormati di antara Angkatan Darat yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Latihan bersama yang digelar sejak 1 Agustus 2016 lalu, diikuti 481 personel militer gabungan Batalyon Raider Kostrad dan US Army. Kegiatan berjalan dengan baik dan sesuasi rencana. Hal itu menunjukkan bahwa setiap personel yang terlibat dalam latihan, baik pihak penyelenggara maupun pendukung, telah melakukan peranan dan fungsi tugasnya dengan baik.
Sementara itu Komandan US Army Wilayah Hawaii, Brigadier General Tamashiro, mengatakan, Indonesia mitra penting yang terus mengembangkan peranannya sebagai pemimpin kawasan regional, dan TNI senantiasa mendukung usaha-usaha pemeliharaan perdamaian di seluruh dunia. Menurut dia, pelaku latihan Garuda Shield 10/2016 telah mendapatkan tambahan pengetahuan dalam pengendalian operasi perdamaian.
Sebelum dilaksanakannya upacara penutupan, kegiatan diawali demonstrasi Air to Ground Integration (kerja sama pasukan darat dan udara). Dalam skenario penyerangan itu, AD Indonesia mengerahkan 3 unit Panser Anoa dan 1 helikopter serang Mi-35, serta 3 helikopter serbu Bell-412 untuk membombardir wilayah lawan. Sementara untuk US Army mengerahkan 3 Panser Stryker dan 1 Helikopter Black Hawk.
Dalam rilis yang dikirim Pendivif 2 disebutkan, turut hadir dalam acara tersebut Kepala Staf Kostrad, Mayjen TNI Cucu Somantri, Danpuspenerbad, Brigjen TNI Benny Susianto, Para Asisten Kaskostrad, Para Asisten Kasdivif 2 Kostrad, Para Komandan Satuan Jajaran Divif 2 Kostrad, serta Para pejabat US Army.
Berikut foto Air to Ground Integration Exercise :
0 komentar
Posting Komentar